Cari Blog Ini

Kamis, 27 Januari 2011

Hipotensi Orthostatik


Definisi Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)

Ketika seseorang berdiri dari duduk atau berbaring, tubuh harus bekerja untuk menyesuaikan pada perubahan posisi itu. Adalah terutama penting bagi tubuh untuk mendorong darah keatas dan mensuplai otak dengan oksigen. Jika tubuh gagal untuk melakukan ini dengan cukup, tekanan darah jatuh/turun, dan orang itu mungkin merasa pusing atau bahkan pingsan. Hipotensi orthostatik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kejatuhan dalam tekanan darah ketika seseorang berdiri (orthostatic= sikap tubuh yang tegak lurus, hypo= kurang + tension=tekanan).
Suplai darah yang cukup ke organ-organ tubuh tergantung pada tiga faktor-faktor:
  1. jantung yang cukup kuat untuk memompa,
  2. arteri-arteri dan vena-vena yang mampu untuk mengerut atau menyempit, dan
  3. cukup darah dan cairan didalam pembuluh-pembuluh.
Ketika tubuh merubah posisi, keanekaragaman dari aksi-aksi terjadi yang melibatkan semua bagian-bagian dari sistim kardiovaskular serta sistim syaraf autonomic (autonomic nervous system) yang membantu mengatur fungsi mereka.
Autonomic nervous system dapat dipertimbangkan untuk "berlari dilatar belakang" dari tubuh, mengatur proses-proses tubuh yang kita ambil sebagai yang diberikan. Ada keseimbangan antara sympathetic system (syaraf-syaraf adrenergic), yang mempercepat berbagai hal-hal, dan parasympathetic system (syaraf-syaraf cholinergic) yang memperlambat berbagai hal-hal. Nama-nama ini berdasarkan pada tipe dari kimia yang digunakan untuk mengirim sinyal-sinyal pada ujung-ujung syaraf.
  • Adrenaline (dari sympathetic nervous system) mengizinkan tubuh untuk merespon pada stress. Bayangkan melihat seekor beruang dalam hutan; jantung anda bedenyut lebih cepat, telapak-telapak tangan anda berkeringat, mata-mata anda membesar, dan rambut-rambut anda berdiri pada ujungnya.
  • Acetylcholine adalah kimia yang adalah anti-adrenaline dan terlibat pada parasympathetic nervous system.
Kedua sistim-sistim ini berada dalam keseimbangan, dan tetap perlu untuk merespon pada perubahan-perubahan yang rutin dalam tubuh yang terjadi sepanjang hari.
  • Ketika tubuh bergerak ke posisi berdiri, monitor-monitor tekanan (sel-sel baroreceptor) yang berlokasi pada arteri-arteri carotid dan aorta merasakan kejatuhan yang hampir tak kentara dalam tekanan darah karena gaya berat, yang menyebabkan darah mengalir menuju kaki-kaki.
  • Hampir dengan seketika, sympathetic system distimulasi, menyebabkan denyut jantung meningkat, otot jantung berkontraksi atau menekan lebih kuat, dan pembuluh-pembuluh darah mengerut atau menyempit.
  • Semua dari aksi-aksi ini melayani untuk meningkatkan tekanan darah sehingga jumlah darah yang cukup masih dapat dipompa ke otak dan organ-organ lain.
  • Tanpa perubahan-perubahan ini, gaya berat akan menyebabkan darah tetap pada baian yang paling bawah dari tubuh dan jauh dari otak, menyebabkan gejala-gejala kepeningan atau bahkan pingsan.
Hipotensi orthostatik bukanlah penyakit atau keluhan dari individu; ia adalah perubahan yang abnormal dalam tekanan darah dan denyut jantung yang berhubungan dengan penyakit.

Penyebab Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)

Hipotensi orthostatik mempunyai banyak sebab-sebab yang potensial, beberapa mempengaruhi hanya satu bagian dari sistim yang mensuplai darah ke otak, dan yang lain-lain mempengaruhi dua atau tiga.
Kehilangan cairan didalam pembuluh-pembuluh darah adalah sebab yang paling umum untuk mengembangkan gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Cairan mungkin adalah air atau darah tergantung pada penyebabnya.
  • Dehidrasi terjadi ketika pemasukan cairan tidak dapat menandingi jumlah cairan yang hilang oleh tubuh. Muntah, diare, demam, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (contohnya, kelelahan karena panas atau heat stroke) adala sebab-sebab yang umum seseorang kehilangan jumlah cairan yang signifikan. Diuretics atau pil-pil air yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi adalah juga penyebab lain dari jumlah cairan yang berkurang dalam tubuh.
  • Kehilangan darah dan sebab-sebab lain dari anemia mengurangi jumlah sel-sel darah merah yang mengangkut oksigen dalam aliran darah, dan ini mungkin menjurus pada gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Perdarahan mungkin timbul dari satu kejadian yang besar atau mungkin terjadi perlahan-lahan melalui periode waktu. Dengan perdarahan yang perlahan, tubuh mungkin mampu untuk mengkompensasi, menggantikan volume yang hilang dari sel-sel darah merah dengan air didalam aliran darah. Bagaimanpun, sesaat kemudian kehilangan dari kapasitas darah mengangkut oksigen akan menyebabkan gejala-gejala untuk berkembang. Sebagai tambahan pada kepeningan-kepeningan, mungkin ada kelemahan, sesak napas, atau nyeri dada.
  • Obat-Obat yang mempengaruhi autonomic nervous system mungkin juga menyebabkan hipotensi orthostatik.
  • Obat-obar Beta blocker seperti metoprolol (Inderal) menghalangi beta-adrenergic receptors dalam tubuh, mencegah jantung menjadi lebih cepat, mencegah jantung berkontraksi dengan kuat, dan membesarkan pembuluh-pembuluh darah. Semua ketiga efek-efek ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk bereaksi pada perubahan-perubahn posisi. Disamping tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, obat-obat ini juga digunakan untuk kontrol sakit kepala dan pencegahan ketakutan.
  • Sildenafil (Viagra), vardenafil (Levitra), dan tadalafil (Cialis) memperbesar pembuluh-pembuluh darah, dan golongan obat ini mungkin menyebabkan hipotensi orthostatik. Efeknya dapat diperbesar jika dikonsumsi dengan nitrates, obat-obat yang dignakan untuk merawat angina [contohnya, nitroglycerin (Nitrostat, Nitroquick, Nitrolingual, Nitro-Dur, Minitran, Nitro-Bid dan lain-lain), isosorbide mononitrate (Imdur, Ismo, Monoket)], alkohol, atau obat-obat nyeri narkotik.
  • Obat-obat lain yang digunakan untuk kontrol tekanan darah tinggi mungkin adalah penyebab yang potensial dari hipotensi orthostatik, bahkan jika dikonsumsi seperti yang diresepkan.
  • Hipotensi orthostatik adalah efek sampingan dari banyak obat-obat psychiatric, termasuk tricyclic antidepressants [amitriptyline (Endep, Elavil), nortriptyline (Pamelor, Aventyl), phenothiazines (Thorazine, Mellaril, Compazine), dan MAO inhibitors (Nardil, Parnate)
Vasovagal episode adalah kondisi yang mungkin terjadi ketika stimulus menyebabkan pengaktifan yang berlebihan dari parasympathetic system, memperlambat denyut jantung dan membesarkan/melebarkan pembuluh-pembuluh darah. Gejala-gejala dari kepeningan atau pingsan kemudian terjadi yang disebabkan oleh penurunan tekanan darah dan berkurangnya aliran darah ke otak. Stimulus mungkin adalah nyeri dari luka seperti patah tulang, atau mungkin ada pencetus psikologi, seperti mahasiswa kedokteran yang sedang melihat operasi yang pertama. Syaraf vagus yang menyebabkan respon ini mungkin juga pada beberapa kasus-kasus dicetuskan oleh buang air kecil (micturition syncope) atau oleh menekan keras waktu buang air besar.
Pasien-pasien dengan diabetes mungkin mengembangkan peripheral neuropathy yang dapat mempengaruhi syaraf-syaraf dari autonomic nervous system, dan sebagai akibatnya, mungkin mengembangkan hipotensi orthostatik. Begitu juga, pasien-pasien dengan diabetes yang terkontrol dengan buruk mempunyai potensi menjadi ter-dehidrasi (kekurangan cairan).
Beberapa pasien-pasien mungkin mengembangkan post-prandial lightheadedness, yang berarti bahwa gejala-gejala terjadi setelah makanan berat (banyak). Pada kasus ini, tubuh melebarkan pembuluh-pembuluh darah ke lambung dan usus untuk membantu pencernaan, meniggalkan lebih sedikit darah yang tersedia untuk mengalir ke otak.
Penyakit Addison, atau kekurangan adrenal, mungkin juga berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengkompensasi perubahan posisi.
Ada keanekaragaman dari sebab-sebab yang penyakit jantung mungkin menyebabkan hipotensi orthostatik. Kelainan-kelainan dari sistim konduksi elektrik termasuk denyut-denyut jantung yang terlalu perlahan atau terlalu cepat (aritmia jantung) mungkin menyebabkan perubahan-perubahan pada tekanan darah. Pasien-pasien dengan penyakit-penyakit klep jantung, gagal jantung, dan serangan jantung mungkin semuanya mengalami hipotensi orthostatik.
Penyakit-penyakit dari sistim syaraf mungkin juga menyebabkan hipotensi orthostatik. Contoh-contoh termasuk Parkinsonism, amyloidosis, dan Shy-Drager Syndrome (atau multiple system atrophy).
Postural orthostatic tachycardia syndrome menggambarkan perasaan dari kepeningan, mual, kelelahan, dan kelemahan yang berhubungan dengan denyut jantung yang naik (lebih besar dari 120 detak per menit) yang mulai dalam 10 menit dari heads-up tilt table test. Seringkali terlihat pada perempuan-perempuan yang lebih muda antara umur 12 dan 50 tahun, dan mungkin ada hubungan dengan sindrom kelelahan yang kronis.

Faktor-Faktor Risiko Untuk Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)

Hipotensi orthostatik paling sering terjadi pada kaum tua. "Pengerasan dari arteri-arteri" atau atherosclerosis yang berkembang ketika kita menua membuat pembuluh-pembuluh darah lebih sulit untuk beradaptasi secara cepat ketika diperlukan. Begitu juga, banyak dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hipotensi orthostatik adalah progresif, dengan gejala-gejalanya memburuk dengan umur.
Kehamilan berhubungan dengan hipotensi orthostatik. Ketika kehamilan berlanjut, volume dari sistim sirkulasi membesar dan tekanan darah cenderung jatuh. Ini mungkin menjurus pada kepeningan ketika berdiri dengan cepat. Tingkat-tingkat tekanan darah kembali ke normal setelah kelahiran.
Berkeringat yang berlebihan yang disebabkan oleh pengerahan tenaga fisik dan paparan pada panas adalah faktor-faktor risiko dan penyebab-penyebab potensial dari dehidrasi dan gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Pasien-pasien yang mempunyai faktor-faktor risiko lain untuk mengembangkan hipotensi orthostatik mempunyai risiko yang meningkat jika mereka menjadi terdehidrasi bahkan dengan ringan.
Penggunaan alkohol yang kronis dan penyalahgunaan obat adalah juga faktor-faktor risiko untuk mengembangkan gejala-gejala dari hipotensi orhostatik.

Gejala-Gejala Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)

Ketika otak tidak mendapat cukup suplai darah, ia mulai turun fungsinya.
Gejala-gejala termasuk:
  • kepeningan,
  • kebingungan,
  • mual, dan
  • pingsan.
Mungkin juga ada kelemahan, penglihatan yang kabur, dan kegemetaran.
Gejala-gejala ini mungkin hilang secara cepat ketika tubuh perlahan-lahan menyesuaikan pada posisi berdiri, namun pada beberapa kasus-kasus pasien harus duduk atau berbaring dengan cepat untuk mencegah pingsan.

Saat Untuk Memanggil Dokter Untuk Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)

Merasa pingsan atau pening adalah tidak normal. Sementara episode yang jarang yang dapat dijelaskan oleh keadaan-keadaan, seperti bekerja atau latihan di panas, mungkin diabaikan, kejadian-kejadian yang lebih seing harus diselidiki.
Jika seseorang pingsan dan tidak sadar, bahkan untuk periode waktu yang singkat, adalah tidak pernah normal dan perawatan medis harus diakses.

Mendiagnosa Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)

Kunci pada diagnosis adalah pemeriksaan sejarah dan fisik yang baik. Dokter akan ingin mengetahui keadaan-keadaan yang berhubungan dengan gejala-gejala dari kepeningan atau pingsan, karena pasien tidak mungkin telah mengukur tekanan darah mereka dan memeriksa angka nadi mereka ditengah-tengah episode.
Gejala-gejala cenderung transient (sementara) dan menghilang dengan cepat. Jika ada kekhawatiran bahwa tanda-tanda vital akan berubah denga posisi, dokter akan mengukur tekanan darah pada kedua posisi yaitu berbaring dan berdiri dan mencari perubahan-perubahan.
Menurut American Academy of Neurology, diagnosis yang formal dari hipotensi orthostatik memerlukan kejatuhan dari 20mm pada tekanan darah systolic atau kejatuhan 10mm pada tekanan darah diastolic dalam tiga menit berdiri. Seringkali ada peningkatan yang berhubungan pada nadi jantung, terutama jika dehidrasi atau perdarahan adalah penyebabnya (jika pasien mengkonsumsi beta blocker, nadi jantung mungkin tidak mampu untuk merespon dengan peningkatan).
Tes-tes darah mungkin dipesan untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Ini mungkin termasuk jumlah sel darah merah atau red blood cell count (CBC) untuk menilai anemia atau perdarahan. Elektrolit-elektrolit mungkin diperiksa, terutama jika telah ada sejarah kehilangan cairan melalui muntah atau diare, karena kelainan-kelainan sodium dan potassium mungkin adalah persoalan. Fungsi ginjal mungkin diakses (dinilai).
Jika pemeriksaan fisik mengungkap kekhawatiran tentang jantung, electrocardiogram (EKG) mungkin dilakukan untuk mengevaluasi konduksi elektrik dan irama jantung. Echocardiogram atau ultrasound dari jantung mungkin dipesan untuk mengevaluasi klep-klep jantung dan menilai fungsi dari otot jantung. Stress test mungkin dipertimbangkan jika ada kekhawatiran tentang penyakit arteri koroner.
Heads-up tilt table test mungkin dipesan jika gejala-gejala dari hipotensi orthostatik terus menerus berulang namun telah menjadi sulit untuk mengdokumentasikan kelainan-kelainan dalam pembacaan-pembacaan tekanan darah. Sewaktu tes, pasien diikat rata diatas meja, dan ketika meja secara berangsur-angsur dimiringkan ke sudut 70 atau 80 derajat, pembacaan-pembacaan tekanan darah dan nadi jantung yang terus menerus diambil. Pasien mungkin ditinggalkan diatas meja untuk lebih dari 10 menit untuk mencari perubahan-perubahan yang tertunda yang terlihat pada postural orthostatic tachycardia syndrome.
Untuk banyak pasien-pasien, diagnosis mungkin dibuat berdasarkan pada pemeriksaan sejarah dan fisik, dan tidak ada pengujian lebih jauh mungkin diperlukan.

Perawatan Untuk Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)

Perawatan untuk hipotensi orthostatik tergantung pada diagnosis yang mendasarinya. Jika penyebanya adalah dehidrasi, maka penggantian cairan akan menghilangkan gejala-gejala. Jika ia disebabkan oleh pengobatan, maka penyesuaian dosis atau perubahan pada tipe dari obat yang diminum mungkin diperlukan.
Compression stockings mungkin dipertimbangkan untuk membantu mencegah cairan dari berkumpul pada kaki-kaki ketika seseorang duduk atau berbaring. Ini mengizinkan lebih banyak aliran darah tersedia pada otak ketika perubahan-perubahan dalam posisi terjadi.
Obat-obat mungkin berguna, sekali lagi tergantung pada penyebab yang mendasari hipotensi orthostatik. Untuk mereka yang kalau tidak sehat-sehat saja dan tidak mempunyai penyakit yang spesifik yang harus dirawat, pemasukan garam dan cairan yang meningkat mungkin direkomendasikan. Kafein dan obat-obat antiperadangan nonsteroid contohnya, ibuprofen mungkin juga disarankan.
Beberapa pasien-pasien mungkin adalah calon untuk fludrocortisone (Florinef) untuk meningkatkan volume dari cairan dalam pembuluh-pembuluh darah. Pengobatan ini mempunyai efek-efek sampingan yang signifikan, termasuk tingkat-tingkat magnesium dan potassium yang menurun dalam darah, sakit kepala, bengkak, dan bertambah berat badan.

Komplikasi-Komplikasi Dari Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)

Jatuh adalah komplikasi yang paling penting dari hipotensi orthostatik. Paling sering, gejala-gejala adalah transient (sementara) dan hilang sendiri, memberikan pasien kesempatan untuk duduk, namun ketika kejatuhan tekanan darah menyebabkan syncope (pingsan) atau hampir pingsan, adalah trauma yang didukung dalam kejatuhan yang paling banyak menyebabkan kerusakan.

Mencegah Hipotensi Orthosatik (Orthostatic Hypotension)

Karena dehidrasi adalah penyebab yang paling umum dari hipotensi orthostatik, adalah penting untuk mengecilkan risiko dengan mempertahankan cairan yang cukup. Ini terutama penting jika individu bekerja atau latihan dalam lingkungan yang panas. Kehilangan cairan dari muntah, diare, dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan demam harus diganti sebaik mungkin.
Pasien-pasien yang mengambil obat-obat baru yang mungkin mempengaruhi autonomic nervous system harus sadar tentang potensi untuk hipotensi orthostatik dan melaporkan segala gejala-gejala pada dokter mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar