Cari Blog Ini

Jumat, 28 Januari 2011

Premenstrual Syndrome (PMS)



Definisi Premenstrual Syndrome (PMS)
Premenstrual syndrome (PMS) adalah kombinasi dari gangguan-gangguan fisik dan emosi yang terjadi setelah wanita berovulasi dan berakhir dengan menstruasi. Gejala-gejala PMS yang umum termasuk depresi, mudah marah, menangis, sensitivitas yang berlebihan, dan turun naiknya suasana hati. Untuk beberapa wanita-wanita gejala-gejala PMS dapat dikontrol dengan obat-obat dan perubahan-perubahan gaya hidup seperti latihan, nutrisi, dan sistim dukungan keluarga dan teman.
PMS adalah kombinasi dari gangguan-gangguan emosi, fisik, psikologi, dan suasana hati yang terjadi setelah ovulasi wanita dan secara khas berakhir dengan penimbulan aliran menstruasinya. Gejala-gejala yang paling umum berhubungan dengan suasana hati adalah mudah marah, depresi, menangis, sensitivitas yang berlebihan, dan turun naiknya suasana hati dengan kesedihan dan marah yang silih berganti. Gejala-gejala fisik yang paling umum adalah kelelahan, perut kembung, kepekaan payudara (mastalgia), acne (jerawat), dan perubahan-perubahan nafsu makan dengan permintaan-permintaan makanan.
Bentuk yang lebih parah dari PMS, dikenal sebaai premenstrual dysphoric disorder (PMDD), juga dikenal sebagai late luteal phase dysphoric disorder terjadi pada jumlah yang lebih kecil dari wanita-wanita dan menjurus pada kehilangan fungsi yang signifikan karena gejala-gejala yang parahnya tidak umum.
Kelaziman PMS
Kira-kira 80% dari wanita-wanita mengalami beberapa gejala-gejala premenstrual. Kejadian yang benar dari PMS telah seringkali ditaksir terlalu tinggi dengan memasukan semua wanita-wanita yang mengalami segala gejala-gejala fisik atau emosi sebelum menstruasi. Diperkirakan bahwa secara klinik PMS yang signifikan (yang adalah sedang sampai parah pada intensitasnya dan mempengaruhi berfungsinya wanita) terjadi pada 20% sampai 30% dari wanita-wanita. Kira-kira 2% sampai 6% dari wanita-wanita dipercayai mempunyai varian (sesuatu yang berlainan) yang lebih parah yang dikenal sebagai PMDD.
Kapan PMS Ditemukan ?
Perubahan-perubahan suasana hati yang mengelilingi kondisi ini telah digambarkan seawal waktu dari Yunani kuno. Bagaimanapun, setelah tahun 1931 penyakit ini secara resmi dikenali oleh komunitas kedokteran. Istilah "premenstrual syndrome" diciptakan pada tahun 1953.
Penyebab PMS
PMS tetap adalah enigma (teka-teki) karena gejala-gejala yang lingkupannya besar dan kesulitan dalam membuat diagnosis yang pasti. Beberapa teori-teori telah dimajukan untuk menjelaskan penyebab dari PMS. Tidak satupun dari teori-teori ini telah dibuktikan, dan perawatan spesifik untuk PMS masih kekurangan sangat besar dasar ilmiah yang solid. Kebanyakan bukti menyarankan bahwa PMS berakibat dari perubahan-perubahan pada atau interaksi-interaksi antara tingkat-tingkat dari hormon-hormon seks dan kimia-kimia otak yang dikenal sebagai neurotransmitters.
PMS tidak nampak secara spesifik berhubungan dengan segala faktor-faktor kepribadian atau tipe-tipe spesifik kepribadian. Demikian juga, sejumlah studi-studi telah menunjukan bahwa stres psikologi tidak berhubungan dengan keparahan dari PMS.
Gejala-Gejala Dari PMS
Keberagaman yang besar dari gejala-gejala telah dihubungkan pada PMS. Wanita-wanita dapat mempunyai PMS yang bervariasi pada durasi dan keparahannya dari siklus ke suklus. Gejala-gejala yang berhubungan dengan suasana hati yang paling sering dari PMS termasuk:
  • kemarahan dan mudah marah,
  • ketakutan,
  • ketegangan,
  • depresi,
  • menangis,
  • sensitivitas yang berlebihan, dan
  • turun naiknya suasana hati yang dibesar-besarkan.
Tanda-tanda dan gejala-gejala fisik yang paling sering dari PMS termasuk:
  • kelelahan,
  • perut kembung (disebabkan oleh penahanan cairan),
  • kenaikan berat badan,
  • kepekaan payudara,
  • jerawat,
  • gangguan-gangguan tidur dengan tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit (insomnia), dan
  • perubahan-perubahan nafsu makan dengan makan terlalu banyak atau permintaan-permintaan makanan (ngidam).
Mendiagnosa PMS
Alat diagnostik yang paling membantu adalah catatan harian menstruasi, yang mendokumentasikan gejala-gejala fisik dan emosi melalui waktu berbulan-bulan. Jika perubahan-perubahan terjadi secara konsisten sekitar ovulasi (midcycle, atau hari ke 7-10 kedalam siklus menstruasi) dan berlangsung sampai aliran menstruasi mulai, maka PMS kemungkinan adalah diagnosis yang akurat. Membuat catatan harian menstruasi tidak hanya membantu dokter untuk membuat diagnosis, namun ia juga memajukan pengertian yang lebih baik oleh pasien tentang tubuh dan suasana-suasana hatinya sendiri. Sekali diagnosis dari PMS dibuat dan dimengerti, pasien dapat lebih baik menanggulangi gejala-gejala.
Diagnosis dari PMS dapat menjadi sulit karena banyak kondisi-kondisi medis dan psikologi dapat meniru atau memperburuk gejala-gejala dari PMS. Tidak ada tes-tes laboratorium untuk menentukan apakah seorang wanita mempunyai PMS. Jika tes-tes laboratorium dilakukan, mereka digunakan untuk menyampingkan kondisi-kondisi lain yang dapat meniru PMS.
Kondisi-Kondisi Yang Seperti PMS
Beberapa contoh-contoh dari kondisi-kondisi yang dapat meniru PMS termasuk:
Membedakan PMS Dari Kondisi-Kondisi Lain
Tanda dari diagnosis dari PMS adalah interval bebas gejala setelah aliran menstruasi dan sebelum ovulasi berikutnya. Jika tidak ada interval semacam itu dan gejala-gejala bertahan sepanjang siklus, maka PMS mungkin bukan diagnosis yang benar. PMS dapat tetap hadir dan memperburuk gejala-gejala yang berhubungan dengan kondisi-kondisi lain, namun ia bukan satu-satunya penyebab dari gejala-gejala yang konstan atau non-cyclic. Tes-tes darah atau lain mungkin diperintahkan untuk membantu menyampingkan penyebab-penyebab lain yang potensial dari gejala-gejala.
Cara lain untuk membantu membuat diagnosis dari PMS adalah meresepkan obat-obat yang menghentikan semua fungsi indung telur. Jika obat-obat ini menghasilkan pembebasan dari gejala-gejala yang menyusahkan, maka PMS kemungkinan besar adalah diagnosisnya.
Perawatan-Perawatan Yang Tersedia Untuk PMS
Perawatan dari PMS dapat adakalanya se-menantang membuat diagnosis dari PMS. Pendekatan-pendekatan perawatan yang beranekaragam telah digunakan untuk merawat kondisi ini. Beberapa tindakan-tindakan kekurangan dasar ilmiah yang solid namun nampak membantu beberapa wanita-wanita. Perawatan-perawatan lain dengan dasar ilmiah yang kuat mungkin tidak membantu semua pasien-pasien.
Manejemen umum termasuk gaya hidup yang sehat termasuk:
  • latihan,
  • keluarga dan teman-teman dapat menyediakan dukungan emosi selama waktu siklus wanita;
  • hindari garam sebelum periode menstruasi;
  • kurangi pemasukan kafein;
  • hentikan merokok;
  • kurangi pemasukan alkohol; dan
  • kurangi pemasukan gula-gula sulingan.
Semua dari yang diatas telah direkomendasikan dan mungkin membantu gejala-gejala pada beberapa wanita-wanita. Lebih jauh, beberapa studi-studi menyarankan bahwa suplemen-suplemen vitamin B6, vitamin E, calcium, dan magnesium mungkin mempunyai beberapa manfaat.

Obat-Obat Yang Digunakan Untuk Merawat PMS

Keberagaman dari obat-obat digunakan untuk merawat gejala-gejala yang berbeda dari PMS. Obat-obat termasuk diuretics, pembunuh-pembunuh nyeri, pil-pil kontraseptik oral, obat-obat yang menekan fungsi indung telur (ovari), dan antidepressants.
Diuretics: Diuretics adalah obat-obat yang meningkatkan angka produksi urin, dengan demikian mengeliminasi cairan yang berlebihan dari jaringan-jaringan tubuh. Beberapa produk-produk menstruasi yang tidak diresepkan (termasuk Diurex PMS, Lurline PMS, Midol PMS, Pamprin Multisymptom dan Premsyn PMS) mengandung diuretics, contohnya, kafein atau pamabrom. Spironolactone (Aldactone) adalah diuretic yang diresepkan yang telah digunakan secara luas untuk merawat pembengkakan premenstrual dari tangan-tangan, kaki-kaki atau muka. Sayangnya, ia belum efektif pada semua pasien-pasien.
Analgesics (pain killers): Ini umumnya diberikan untuk kejang-kejang menstruasi, sakit-sakit kepala, dan ketidaknyamanan pelvis. Kelompok yang paling efektif dari analgesics nampaknya adalah obat-obat anti-peradangan nonsteroid atau nonsteroidal antiinflammatory medications (NSAIDs). Contoh-contoh dari ini adalah ibuprofen (Advil, Motrin), naproxen (Aleve, Anaprox) dan mefenamic acid (Ponstel).
Pilk-pil kontraseptik oral (OCPs): OCPs adakalanya diresepkan untuk meratakan fluktuasi-fluktuasi hormon ovari (indung telur). Sementara studi-studi lama gagal untuk menyediakan bukti bahwa OCPs dapat secara konsisten menyediakan pembebasan untuk gejala-gejala dari PMS, pil-pil pengontrol kelahiran yang lebih baru, dengan formula-formula hormon mereka yang diperbaiki, nampaknya lebih bermanfaat.
Ovarian suppressors: Obat-obat seperti danazol (Danocrine) telah diresepkan untuk menekan produksi hormon indung telur. Sayangnya, Danocrine tidak dapat digunakan melalui periode-periode yang panjang karena efek-efek sampingannya.
Penekanan sepenuhnya dari fungsi ovari oleh kelompok obat-obat yang disebut gonadotropin-releasing hormone (GnRH) analogs telah ditemukan membantu beberapa wanita-wanita dengan PMS. Analogs GnRH ini tidak diberikan untuk jangka panjang (lebih dari enam bulan) karena efek mereka yang merugikan pada kepadatan tulang dan risiko yang meningkat dari penipisan tulang (osteoporosis). Pada beberapa kasus-kasus obat-obat ini mugkin diresepkan bersama dengan suplementasi hormon.
Antidepressants: Ini digunakan secara luas dalam merawat gangguan-gangguan suasana hati yang behubungan dengan PMS. Antidepressants nampaknya bekerja dengan meningkatkan tingkat-tingkat kimia-kimia otak (opioids, serotonin, dan lan-lain) yang dipengaruhi oleh hormon-hormon ovari. Opioid-opioid ini adalah penting dalam mengontrol suasana hati dan emosi-emosi. Fluoxetine (Prozac) dan paroxetine (Paxil) adalah contoh-contoh dari obat-obat antidepressant yang telah ditemukan efektif dalam merawat perubahan-perubahan suasana hati yang berhubungan dengan PMS.
Adalah penting untuk mengetahui bahwa obat-obat ini, meskipun bermanfaat dalam merawat gangguan-gangguan suasana hati pada beberapa wanita-wanita, adalah tidak dengan sendirinya efektif dalam merawat gejala-gejala fisik. Sering, adalah kombinasi dari diet, obat-obat dan latihan yang diperlukan untuk memberikan perbaikan yang maksimal dari banyak gejala-gejala PMS.

Dapatkah Latihan Membantu Membebaskan Beberapa Dari Gejala-Gejala PMS ?

Studi-studi penelitian masih diperlukan untuk menunjukan apakah ada atau tidak ada efek yang benar dari latihan pada pembebasan dari gejala-gejala PMS. Bagaimanpun, bukti tidak menyarankan bahwa latihan dapat membantu membebaskan beberapa dari gejala-gejala PMS. Aktivitas fisik memperbaiki kesehatan umum dan membantu membebaskan ketegangan syaraf dan ketakutan. Latihan dipercayai melepaskan endorphins. Endorphins berkontribusi pada perasaan-perasaan euphoric (sangat gembira) seperti "runner's high" yang dialami setelah latihan yang berkepanjangan. Endorphins adalah pesuruh-pesuruh kimia-kimia untuk syaraf-syaraf (neurotransmitters) yang mempengaruhi suasana hati, persepsi nyeri, ingatan dan pembelajaran.
Latihan aerobic memperkuat jantung dan memperbaiki kebugaran keseluruhan dengan meningkatkan kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen. Berenang, berjalan, dan berdansa adalah aktivitas-aktivitas aerobik yang "berdampak rendah". Mereka menghindari otot dan sendi memukul seperti latihan-latihan yang lebih "berdampak tinggi" seperti jogging dan berlompat tali. Manfaat-manfaat termasuk kebugaran cardiovascular, kekuatan otot, kehilangan atau kontrol berat badan, pengurangan dalam penahanan cairan, dan meningkatkan kegaguman diri sendiri.

Adakah "Penyembuhan" Untuk PMS ?

Pengakuan yang tersebar luas dari PMS telah menarik batasan yang luas dari perhatian penelitian dalam perawatan dan manajemen dari gejala-gejala PMS. Meskipun tidak ada "penyembuhan" untuk PMS saat ini, ada banyak opsi-opsi dalam mengendalikan tanda-tanda dan gejala-gejalanya. Prioritas yang pertama adalah diagnosis yang akurat. Kondisi-kondisi medis dan psikologi lain harus diidentifikasi dan dirawat. Diet, latihan dan perubahan-perubahan gaya hidup yang benar dapat membantu membebaskan gejala-gejala, dan jika tindakan-tindakan ini tidak efektif, obat-obat bebas (over-the-counter) atau resep mungkin diindikasikan. Kebanyakan wanita-wanita dapat mengontrol gejala-gejala PMS mereka dengan sukses sehingga mereka tidak mengganggu kesehatan dan kehidupan-kehidupan produktif mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar