Cari Blog Ini

Kamis, 27 Januari 2011

Hyperkalemia


Definisi Hyperkalemia

Hyperkalemia adalah umum; ia didiagnosa pada sampai 8% dari pasien-pasien rawat inap di Amerika. Untungnya, kebanyakan pasien-pasien mempunyai hyperkalemia yang ringan (yang biasanya ditolerir dengan baik). Bagaimanapun, segala kondisi yang menyebabkan bahkan hyperkalemia yang ringan harus dirawat untuk mencegah kemajuan kedalam hyperkalemia yang lebih berat. Tingkat-tingkat potassium yang tingginya sangat ekstrim dalam darah (hyperkalemia yang parah) dapat menjurus pada berhentinya jantung (cardiac arrest) dan kematian. Jika tidak dikenali dan dirawat secara benar, hyperkalemia yang parah berakibat pada angka kematian kira-kira 67%.
Secara teknis, hyperkalemia berarti tingkat potassium dalam darah yang naiknya secara abnormal. Tingkat potassium dalam darah yang normal adalah 3.5-5.0 milliequivalents per liter (mEq/L). Tingkat-tingkat potassium antara 5.1 mEq/L sampai 6.0 mEq/L mencerminkan hyperkalemia yang ringan. Tingkat-tingkat potassium dari 6.1 mEq/L sampai 7.0 mEq/L adalah hyperkalemia yang sedang, dan tingkat-tingkat potassium diatas 7 mEq/L adalah hyperkalemia yang berat/parah.

Bagaimana Hyperkalemia Mempengaruhi Tubuh ?

Potassium adalah kritis untuk berfungsinya normal otot-otot, jantung, dan syaraf-syaraf. Ia memainkan peran yang penting dalam mengontrol aktivitas dari otot halus (seperti otot yang ditemukan di saluran pencernaan) dan otot kerangka (otot-otot dari anggota-anggota tubuh dan torso), serta otot-otot jantung. Ia juga adalah penting untuk transmisi (pengantaran) sinyal-sinyal listrik keseluruh sistim syaraf didalam tubuh.
Tingkat-tingkat darah yang normal dari potassium adalah kritis untuk memelihara irama listrik jantung yang normal. Keduanya tingkat-tingkat potassium yang rendah (hypokalemia) dan tingkat-tingkat potassium darah yang tinggi (hyperkalemia) dapat menjurus pada irama-irama jantung yang abnormal.
Efek klinis yang paling penting dari hyperkalemia berhubungan dengan irama listrik jantung. Semetara hyperkalemia yang ringan kemungkinan mempunyai efek yang terbatas pada jantung, hyperkalemia yang sedang dapat menghasilkan perubahan-perubahan EKG (EKG adalah bacaan listrik dari otot-otot jantung), dan hyperkalemia yang berat/parah dapat menyebabkan penekanan dari aktivitas listrik jantung dan dapat menyebabkan jantung untuk berhenti berdenyut.
Efek penting lainnya dari hyperkalemia adalah gangguan berfungsinya otot-otot kerangka. Kelumpuhan periodik hyperkalemia adalah penyakit turunan (diwariskan) yang jarang dimana pasien-pasien dapat mengembangkan penimbulan yang tiba-tiba dari hyperkalemia yang pada gilirannya menyebabkan kelumpuhan otot. Sebab untuk kelumpuhan otot tidak dimengerti dengan jelas, namun kemungkinan disebabkan oleh hyperkalemia yang menekan aktivitas listrik otot.

Gejala-Gejala Hyperkalemia

Hyperkalemia dapat menjadi asymptomatic, yang berarti bahwa ia tidak menyebabkan gejala-gejala. Adakalanya, pasien-pasien dengan hyperkalemia melaporkan gejala-gejala yang samar-samar termasuk:
  • mual,
  • lelah,
  • kelemahan otot, atau
  • perasaan-perasaan kesemutan.
Gejala-gejala hyperkalemia yang lebih serius termasuk denyut jantung yang perlahan dan nadi yang lemah. Hyperkalemia yang parah dapat berakibat pada berhentinya jantung yang fatal. Umumnya, tingkat potassium yang naiknya secara perlahan (seperti dengan gagal ginjal kronis) ditolerir lebih baik daripada tigkat-tingkat potassium yang naiknya tiba-tiba. Kecuali naiknya potassium adalah sangat cepat, gejala-gejala dari hyperkalemia adalah biasanya tidak jelas hingga tingkat-tingkat potassium yang sangat tinggi (secara khas 7.0 mEq/l atau lebih tinggi).
Symptoms may also be present that reflect the underlying medical conditions that are causing the hyperkalemia.

Penyebab Hyperkalemia

Penyebab-penyebab utama dari hyperkalemia adalah disfungsi ginjal, penyakit-penyakit dari kelenjar adrenal, penyaringan potassium yang keluar dari sel-sel kedalam sirkulasi darah, dan obat-obat.

Disfungsi Ginjal

Potassium nornmalnya disekresikan (dikeluarkan) oleh ginjal-ginjal, jadi penyakit-penyakit yang mengurangi fungsi ginjal-ginjal dapat berakibat pada hyperkalemia. Ini termasuk:
  • gagal ginjal akut dan kronis,
  • glomerulonephritis,
  • lupus nephritis,
  • penolakan transplant, dan
  • penyakit-penyakit yang menghalangi saluran urin (kencing), seperti urolithiasis (batu-batu dalam saluran kencing).
Lebih jauh, pasien-pasien dengan disfungsi-disfungsi ginjal terutama adalah sensitif pada obat-obat yang dapat meningkatkan tingkat-tingkat potassium darah. Contohnya, pasien-pasien dengan disfungsi-disfungsi ginjal dapat mengembangkan perburukan hyperkalemia jika diberikan pengganti-pengganti garam yang mengandung potassium, jika diberikan suplemen-suplemen potassium (secara oral atau intravena), atau obat-obat yang dapat meningkatkan tingkat-tingkat potassium darah. Contoh-contoh dari obat-obat yang dapat meningkatkan tingkat-tingkat potassium darah termasuk:
  • ACE inhibitors,
  • nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs),
  • Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs), dan
  • diuretics hemat potassium (lihat dibawah).

Penyakit-Penyakit Kelenjar Adrenal

Kelenjar-kelenjar adrenal adalah kelenjar-kelenjar kecil yang berlokasi berbatasan pada ginjal-ginjal, dan adalah penting dalam mengsekresi hormon-hormon seperti cortisol dan aldosterone. Aldosterone menyebabkan ginjal-ginjal menahan sodium dan cairan sementara mengekskresi potassium dalam urin. Oleh karenanya penyakit-penyakit dari kelenjar adrenal, seperti penyakit Addison, yang menjurus pada sekresi aldosterone yang berkurang dapat mengurangi ekskresi potassium dari ginjal, berakibat pada penahanan potassium dalam tubuh, dan makanya hyperkalemia.

Perpindahan-Perpindahan Potassium

Potassium dapat bergerak keluar dari dan kedalam sel-sel. Perbekalan-perbekalan potassium total tubuh kita adalah kira-kira 50 mEq/kg dari berat tubuh. Pada setiap saat, kira-kira 98% dari total potassium dalam tubuh berlokasi didalam sel-sel (intracellular), dengan hanya 2% berlokasi diluar sel-sel (dalam sirkulasi darah dan dalam jaringan "extracellular"). Tes-tes darah untuk pengukuran tingkat-tingkat potassium mengukur hanya potassium yang diluar dari sel-sel. Oleh karenanya, kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan potassium untuk bergerak keluar dari sel-sel kedalam sirkulasi darah dapat meningkatkan tingkat-tingkat potassium darah meskipun jumlah total dari potassium dalam tubuh tidak berubah.
Satu contoh dari perpindahan potassium yang menyebabkan hyperkalemia adalah diabetic ketoacidosis. Insulin adalah vital pada pasien-pasien dengan diabetes tipe 1. Tanpa insulin, pasien-pasien dengan diabetes tipe 1 dapat mengembangkan tingkat-tingkat gula darah yang kenaikannya parah. Kekurangan insulin juga menyebabkan penguraian dari sel-sel lemak, dengan pelepasan dari ketones kedalam darah, merubah darah menjadi asam atau acidic (makanya istilah ketoacidosis). Acidosis dan tingkat-tingkat glucose yang tinggi dalam darah bekerja bersama-sama menyebabkan cairan dan potassium untuk bergerak keluar dari sel-sel kedalam sirkulasi darah. Pasien-pasien dengan diabetes seringkali juga mempunyai kapasitas ginjal yang berkurang untuk mengekskresi (mengeluarkan) potassium kedalam urin. Gabungan dari perpindahan potassium keluar dari sel-sel dan ekskresi potassium urin yang berkurang menyebabkan hyperkalemia.
Penyebab lain dari hyperkalemia adalah kerusakan jaringan, sel-sel yang mati melepas potassium kedalam sirkulasi darah. Contoh-contoh dari kerusakan jaringan yang menyebabkan hyperkalemia termasuk:
  • trauma,
  • luka-luka bakar,
  • operasi,
  • hemolysis (disintegrasi atau kehancuran sel-sel darah merah),
  • massive lysis dari sel-sel tumor, dan
  • rhabdomyolysis (kondisi yang melibatkan kehancuran sel-sel otot yang adakalanya dihubungkan dengan luka otot, alkoholisme, atau penyalahgunaan obat).

Obat-Obat

Suplemen-suplemen potassium, pengganti-pengganti garam yang mengandung potassium dan obat-obat lain dapat menyebabkan hyperkalemia.
Pada individu-individu yang normal, ginjal-ginjal yang sehat dapat beradaptasi pada pemasukan potassium oral yang berlebihan dengan meningkatkan ekskresi potassium urin, jadi mencegah perkembangan dari hyperkalemia. Bagaimanapun, memasukan terlalu banyak potassium (melalui makanan-makanan, suplemen-suplemen, atau pengganti-pengganti garam yang mengandung potassium) dapat menyebabkan hyperkalemia jika ada disfungsi ginjal atau jika pasien meminum obat-obat yang mengurangi ekskresi potassium urin seperti ACE inhibitors dan diuretics hemat potassium.
Contoh-contoh dari obat-obat yang mengurangi ekskresi potassium urin termasuk:
  • ACE inhibitors,
  • ARBs,
  • NSAIDs,
  • diuretics hemat potassium seperti:
    • spironolactone (Aldactone),
    • triamterene (Dyrenium), dan
    • trimethoprim-sulfamethoxazole (Bactrim).
Meskipun hyperkalemia yang ringan adalah umum dengan obat-obat ini, hyperkalemia yang parah biasanya tidak terjadi kecuali obat-obat ini diberikan pada pasien-pasien dengan disfungsi ginjal.

Mendiagosa Hyperkalemia

Darah diambil dari vena (seperti tes-tes darah lainnya). Konsentrasi potassium darah ditentukan dalam laboratorium. Jika hyperkalemia dicurigai, electrocardiogram (ECG atau EKG) seirngkali dilakukan, karena ECG mungkin menunjukan perubahan-perubahan yang khas untuk hyperkalemia pada kasus-kasus yang sedang sampai berat/parah. ECG akan juga mampu untuk mengidentifikasi aritmia-aritmia jantung yang berakibat dari hyperkalemia.

Merawat Hyperkalemia

Perawatan dari hyperkalemia harus dibedakan untuk setiap orang berdasarkan pada penyebab yang mendasari hyperkalemia, keparahan dari gejala-gejala atau penampakan dari perubahan-perubahan ECG, dan keadaan kesehatan keseluruhan dari pasien. Hyperkalemia yang ringan biasanya dirawat tanpa rawat inap terutama jika pasiennya sehat, ECG normal, dan tidak ada kondisi-kondisi lain yang berhubungan seperti acidosis dan perburukan fungsi ginjal. Perawatan darurat adalah perlu jika hyperkalemia parah dan telah menyebabkan perubahan-perubahan pada ECG. Hyperkalemia yang parah paling baik dirawat di rumah sakit, seringkali di ICU (intensive care unit), dibawah pengamatan irama jantung yang terus menerus.
Perawatan dari hyperkalemia mungkin termasuk apa saja dari tindakan-tindakan berikut, sendirian atau dalam gabungan:
  • Diet yang rendah potassium (untuk kasus-kasus yang ringan).
  • Menghentikan obat-obat yang meningkatkan tingkat-tingkat potassium darah.
  • Pemasukan secara intravena dari glucose dan insulin, yang memajukan pergerakan dari potassium dari ruang extracellular balik kedalam sel-sel.
  • Kalsium intravena untuk sementara melindungi jantung dan otot-otot dari efek-efek hyperkalemia.
  • Pemasukan sodium bicarbonate untuk menetralkan acidosis dan untuk memajukan pergerakan dari potassium dari ruang extracellular balik kedalam sel-sel.
  • Pemasukan diuretic untuk mengurangi penyimpanan-penyimpanan total potassium melalui sekresi potassium yang meningkat dalam urin. Adalah penting untuk mencatat bahwa kebanyakan diuretics meningkatkan ekskresi potassium ginjal. Hanya diuretics hemat potassium yang disebutkan diatas mengurangi ekskresi potassium ginjal.
  • Obat-obat yang menstimulasi beta-2 adrenergic receptors, seperti albuterol dan epinephrine, juga telah digunakan untuk memandu potassium balik kedalam sel-sel.
  • Obat-obat yang dikenal sebagai cation-exchange resins, yang mengikat potassium dan menjurus pada ekskresinya via saluran pencernaan.
  • Dialysis, terutama jika tindakan-tindakan lain telah gagal atau jika gagal ginjal hadir.
Perawatan dari hyperkalemia secara alamiah juga termasuk perawatan dari penyebab-penyebab apa saja yang mendasari (contohnya, penyakit ginjal, penyakit adrenal, pembinasaan jaringan) dari hyperkalemia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar